7:45 AM 1/18/2013
Perfect!!
Kalian pernah berkata, “jika untuk urusan ‘hati’, tuangkanlah kedalam tulisan-tulisanmu, maka engkau akan tersenyum melupakan masalah itu”. Itu dulu yang kalian pesankan kepadaku kan? Mau percaya atau tidak, jika satu tulisan di hargai dengan satu buah kartu pos, mau dikata seperti apapun, dikamarku sudah terserak berantakan kepingan-kepingan kartu pos yang ku tulis dari dulu. Dari semenjak aku bertemu, hingga sekelebat rona dia mulai menghilangpun sudah tercatat rapi di dalam catatan itu. Satu hal, dua hal, banyak hal bahkan tak terhitung banyaknya, tepat!!, tak pernah berkurang sedikitpun presisiku dalam menyusun kata per kata pada kepingan kartu pos itu. Entahlah, saat ku baca kembali bahkan aku mulai menyangsikan itu aku atau hanya “aku” yang terkurung dalam nafsuku ketika menuliskannya.
8:10 AM 1/18/2013
Berbeda mungkin, saat kalian tak pernah mengatakan itu, dulu! Saat ku hanya menampilkannya dalam kolase sederhana ingatanku. Yang jalannyapun akan memaksimalkan memori baru yang sudah disetting otak untuk menggerus bahkan mengeluarkan memori-memori lama yang sudah tak berguna. Dan ku sadari, ternyata sehebat apapun otak, ternyata mempunyai celah yang disukai oleh para penikmat “lupa”. Bahkan ku yakin, semua orang punya celah itu meski hanya sedikit. Dan sedikitnya itu, ku anggap sebagai pengosong yang sempurna.
8:23 AM 1/18/2013
Tapi tidak dengan kartu pos itu. Bahkan setiap detail kartu pos itu aku masih ingat, meskipun kau ambil kartu itu secara random aku masih ingat detailnya. Entah, semakin ingin merobek habis kartu-kartu itu, semakin jelas partitur itu dikembalikan oleh kanvas yang Tuhan sediakan tepat dalam frame otakku. Aku salah mengira dulu. Ku kira tulisan bisa sebagai tazkiyah “hati” yang sempurna bagiku, tapi ternyata tidak. Bahkan, tulisan itu sudah ku anggap sebagai milestone abadi yang jika ingin melihatnya, aku tinggal ketikkan keyword sedikit saja untuk membuka semuanya. Mungkin, akan melebihi bekas goresan atau tampilan apapun yang dicabut rekamannya. Serumit itu!!
8:34 AM 1/18/2013
Kartu pos itu bahkan selalu menenteng kamera saku yang selalu di cetak sama, seperti yang ku tuliskan; visualisasi apik dalam rak album otakku yang tak akan tertukar meskipun kau rubah susunannya satu demi satu. Mungkin saat ini, tulisan itu sudah mumpuni seperti sutradara, yang mengerjakan film sesuai manuskrip skenario yang dituliskan tanpa keluar dari pakem yang sudah ada ketentuannya, dan ketika film itu berhasil, meledak di pasaran, film itu tidak akan pernah hilang dari sejarah. Tidak akan pernah, sekalipun mungkin setelah kita melihat film itu kita mengatakan, “itu film jadul”, “itu film anak-anak”, “itu film sudah tidak relevan”, tapi tetap, itu tidak akan merubah alur cerita film itu. Meski sudah lama setting yang digunakan dalam film itu kini sudah berganti dengan setting yang baru.
8:52 AM 1/18/2013
Mencoba sejenak berpikir, dan ketika kau mulai mendokumentasikan kejadianmu dengan kepingan-kepingan kartu pos itu, saat sudah tidak ada satu katapun tersisa untuk kau tuliskan di dalamnya, maka kau akan tertimbun dalam tumpukkan kartu pos itu yang menenggelamkan, menimbun otak lemahmu.
Hanya sekedar tulisan di pagi ini.
Happy Jum’at Mubarok.
Bandung, 18 Januari 2013
test koment 😛
Subhanallah, sudah lama tak bersua kiranya. 🙂
Pye ki? Sehat wal ‘afiat kang?
Alhamdulilah Sehat Mas…
Pean pripun? sehat kan…
Alhamdulillah mas.
Sibuk opo ki? Ketoke sudah agak jarang blusukan neng blog liyo? Opo q wae sing jarang update ya?
Tulisan ini berasa beda banget, mmmmm *lanjut berfikir*
Beda gmn mbak? 🙂
wah kak….. ini aseli ceritanya? asiik! berasa punya temeen
Dipahami lagi deh rur. 🙂
Emang samanya yang mana? Hehe
kak saya baru nyadar ngomennya salah banget-__-v mwehehehehe
Hahaha. . Gak papa rur. Yang penting mah komen. Dari pada gak.
Nggak mudeng nih dg apa y kmu tulis bang.
-_-
Hehehe. . Baca malem-malem is.
dulu saya punya cuilan2 kertas, saat saya butuh menulis ya tgl nulis dan kemudian di simpen.
ntah di mana sekarang, kayanya bakal malu jg kalo ngebacanya. ;d
maklum jaman smu hehe
Justru itu mbak, yang buat orang-orang sekarang gak mau pada nulis karena dulu gak dibiasakan dengan nulis. Meskipun itu hanya nulis di cuilan-cuilan kertas atau bahkan diari saja, tapi minimal itu jadi satu trigger buat nulis. Yaaa, itung-itung jadi satu kenangan tersendiri liat milestone kita jaman dulu. Hihihihi
yoyow, dan berpuluh diari dari buku tulis sidu isi 36 ;d
Subhanallah, mantaaaaaaaaaap.
Segitune mbak? 🙂
nulis diari dr 2 sd.
dan kuliah keukeuh pake buku tulis itu. biar cepet habis dan bisa nulis dimanapaun tapi ga ketauan lg curhat ;d
Hehehe. . Mantaaaaaap..
Sekarang jaman IT mbak, mbok sekalian aja diabadikan di softcopy. 🙂
udh ga rajin nulis di buku lagi sekarang, meski masih ada diari juga. ;d
nulis langsung di buku itu kereen. kangen malahan kirim2an surat, atau kartu pos. dan nulis2 di cuilan kertas.
meski seringan nge blog sekarang, hehe
Tapi memang benar mbak, “menunggu” itu terkadang punya manisnya sendiri ya. Tuker-tuker surat, kartu pos, perangko. Beda kayak sekarang yang serba singkat. 🙂
Saya mengalami hal itu.
nah itu ;d
tin aja malahan suka iseng kirim imel ke temen.
jadi berasa surat2an aja gitu.
*padahal juga lagi chat
Hahaha. . Imel mah bukannya manis nunggu balesan mbak, tapi malah kadang mikir, itu dibaca gak imelnya. 🙂
Sekarang motor tahun 70an malah terkadang lebih mahal dari pada tahun-tahun terbaru. Itu artinya, bahkan suatu saat ada masanya orang-orang itu bosan dengan kecepatan bahkan teknologi tinggi.
ahahah!
di baca, kan ngasih tau dulu kalo mau kirim imel ;d
Hahaha. . Itu mah sama ae mbak.
Gak seruuuu dong. 🙂
lebih seruu drpd chat ato sms aan *keukeuh
Hahaha. . Ya sudah, untung gak pake kertas dimasukin kedalam botol terus dilempar ke laut.
Mana salah satu tulisan dikartu posnya?
Kartu pos ini hanya jadi “sesuatu” di postingan kali ini mbak. 🙂
Ilmu tu harus ditulis..
terus disampaikan.
Ini saya setuju kang. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. Gitu toh?
itu maksud nulis di kartupos?
sama mba mau nanya ini hehe
@Mbak “Bakul Megono”
Senengane melu2 ki! Hehehe 🙂
Bukan mbak, kartu pos hanya jadi “sesuatu” di artikel ini.
Selamat Menunaikan Ibadah Shalat Jum’at 🙂
Hanya sekedar tulisan di pagi ini.
Happy Jum’at Mubarok.
Sumenep, 18 Januari 2013
😀
Sumenep ki neng endi yo mas? Aku rodo gak mudeng ki. Hehe
ujung timur pulau madura mas 🙂
ngerti?
Oh iyo mas. Mudeng2. 🙂
asliku dr mataram iku mas 😀
Lah, iki jadi masih nomaden gitu mas?
Maksute?
Asal Mataram, Tinggal Sumenep, Kuliah Surabaya, terus opo neh mas? hehehe 🙂
MAdura TAnah gaRAM maksudnya mas 😛
Hoalaaaaaaaaaaaah. Hahaha. . *kocak* tenan mase.
Jiahaha..
Soalnya banyak yg ga tahu matarm yang satu ini 😀
Hahaha. . Lah yo kuwi jelas mas e.
Baru kemarin beli kartu pos banyak dan hari ini ada tulisan kartu pos hati~~~
Hehehe. . Lah ngapain beli kartu pos ca?
Semakin keren aja gaya nulisnya…
Hey mbak. 🙂