Hari ini hari yang cukup menarik. Sempat diberitakan di salah satu segmen berita televisi, adanya satu komunitas punk muslim di ibukota negara kalo tidak salah. Di salah satu wawancara dengan pengelolanya ada satu perkataan yang cukup menarik bagi saya, beliau berkata seperti ini
Lirik yang harus mereka nyanyikan dalam mengamen, harus ada nilai syiarnya, harus lirik-lirik yang membangun, bukan lagi lirik-lirik yang gak jelas awal akhirnya, karena saat ini, tujuan mereka bernyanyi bukan lagi semata-mata mencari uang.
Bagi saya sendiri setidaknya hal tersebut merupakan satu sindiran bagi saya, atau mungkin bagi kita, bagi pekerjaan kita, atas apa yang kita lakukan dalam keseharian. Coba kita lihat, Indah sekali bukan? Saat mereka (dengan apa yang mereka lakukan), dengan “kapasitas” yang ada pada mereka, dengan ke-simple-an mereka, mereka bisa memberikan satu artistik tersendiri dari lirik-lirik yang mereka nyanyikan, mereka bisa dengan mudah ber-tasbih, bedzikir, menginspirasi orang di tiap menit bahkan di tiap detik dari apa yang mereka bawakan, memberikan satu taste tersendiri, bagaimana mengajarkan untuk ber-uang, berkarya sekaligus berdoa.
Keren kan mereka? Bahkan mereka bisa saja lebih baik dari pada kita, dengan apa yang mereka kerjakan, dengan apa yang mereka karyakan. Atau semua ingin jadi seperti mereka? Jadi anak punk? Ah, gak usah, saya jadi ingat nih, salah satu tulisan Ust. Anis Matta dalam delapan mata air kecemerlangan, beliau menuliskan seperti ini
Yang menjadikan kita berbeda yaitu apa yang disebut efisiensi dan efektivitas dalam hidup. Dalam proses “partisipasi sosial”, kita tidak dapat menjadi segalanya, atau melakukan segala hal. Jadi, kita harus bisa menghemat energi agar kita dapat mencapai output maksimum dengan keterbatasan energi yang kita miliki, caranya adalah memilih peran yang tepat yang sesuai dengan kompetensi kita. Karena dengan hal inilah kita dapat menjadi ulung, dengan apa yang kita miliki.
Semoga kita bisa menjadi “keren”, menciptakan taste cita rasa tersendiri bagaimana menemukan jalan untuk menjadi “beruang” yang punya karya sekaligus tak luput berdoa seperti anak pesantren punk nan jauh disana yang mengajarkan kita, bagaimana berdoa dalam tiap bait karya-karya mereka.
Bandung, 12 Agustus 2012 –sembari menunggu berbuka puasa
intinya kita harus bisa mengenali potensi diri dan memaksimalkannya untuk menebar kebaikan dan manfaat bagi umat. begitu apa bukan mas?
Betul mba e.
+ jangan meremehkan orang lain, hanya karena mereka beda. 😀
Kalo jalan-jalan di dunia ini cuma satu, gak lucu kan? Hehehehe
*mohon maaf lahir batin mba. Moga gak telat. 😀
Semoga Allah memberikan kekuatan hati untuk tetep istiqomah dalam rangka mencari kebenaran.
Aminnnnnnnnnnnnnn. 😀
Mantap nih masbro fajar. Hehe
hmmmmmmmmmm…
tumben postingannya berbobot.. # kabuuur
awas jgn marah, masih dalam suasana ramadhan…
dalam hati mereka juga psti banyak harapan dapat berkarya.
Setuju mba e.
Saya yakin, bahwa apapun yang terjadi, pasti ada alasan yang melatarbelakanginya bukan? 😀
yupz benar… 😀
😆
alhamdulillah … wadah yang akan memajukan masa depan anak punk 🙂
Iya nih mba.
Luar biasa banget. 😀
Bagus ini, gak semua anak punk itu gak bener.
Soalnya kebanyakan orang menganggap anak punk itu urakan.
Setuju mas.
Kayak yang saya bilang, terkadang mungkin kita gak lebih baik dari mereka. Wallahu ‘alam.
*cmiiw 😀
Betul sekali mas.
Hanya Allah yg tahu 🙂
nice post….
keren itu menjadi diri sendiri, ketika kita ‘hadir’ orang sekitar mengucap syukur dan bisa memfilter tanggapan negatif dengan baik.
Iya mba, betul.
Terkadang kita terlalu dipusingkan akan hal yang tidak ada pada diri kita, tanpa memikirkan bagaimana memaksimalkan apa yang ada pada diri kita. 😀
wihhhhh komunitas punk muslim 😀 baru tau kalau ada yang begini. Biasanya kalo mendengar yang namanya anak punk aja, orang2 pasti udah menilai negatif anak2 ini.
Iyapp betul. Padahal belum tentu kita yang lbih baik dari mereka yak? 😀
iya.. hehehehe 😀 tapi emang serem sih dandanannya.
Hahaha. . Sok sweet banget ya. 😀
seorang teman pernah bercerita pada saya, kalau di surabaya pun ada yang demikian…
Wah ada to mba? Ni saya di bandung kayaknya belum ada yang beginian. hehe
keren=original + bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain…
Makasih mas. 😀
Hmm.., kajian yang selalu menarik bila menyangkut anak punk dan jalanan..
Setuju mas.
Kadang perlu juga nih melirik out of the boxnya kita saat ini. 😀
Opo iku “out of the box” 🙄
Au cah ndesa biasa makan telo, gak mudeng iku mase..
Buahahaha. .
Aku yo nembe moco mau neng dalan mas, ketoke keren wae nek ngomong ngono. Hehehe 😀
ada juga yang namanya underground tauhid… mas..
Wah wah, di jogja to mas?
Baru tahu itu. 😀
Subhanallaaaaah. Saya jadi searching tentang hal ini, menarik. Anyway, tema nya baru ya? Good looking 😉
Hehe. . Iya nih ca.
Baru tahu juga di tv kemarin (*kemana aja nih si yoga). 😀
Iya ca. Bosen ama yang kemaren.
Pengen tampilan baru aja. Moga lebih crunchy. 😀
Mantabb….
sy tertarik dgn kata kata “beruang” yang punya karya sekaligus tak luput berdoa
Hehehe. . Ayo mas, sama-sama jadi beruang yang diatas. 😀
keren itu kalau bisa berkarya sesuai dengan kemampuan, nggak ikut ikutan sana sini , pasaran sekali yang kebanyakan diikuti, berbeda dari yang lain dalam artian positif
Beneeeeeer mba.
terkadang kontribusi itu tanpa mengenal kata sempurna dimata kita, biarkan orang lain yang memandang kita apa adanya.
Betul gitu gak ya mba e? 😀